Selasa, 09 November 2010

Kiss Again


Langit sore itu tak menampakkan matahari yang akan segera tenggelam, tapi mendung yang menguasai langit, sepertinya hujan akan segera turun dari langit konoha. Seolah langit itu tahu dengan suasana hati seorang gadis yang melihat pemandangan didepan matanya dengan hati hancur.
                “Naruto-kun…” kata Hinata lirih, dia melihat Naruto dan Sakura berciuman didepan matanya walaupun mereka tak tahu kalau dia ada disitu tetap saja hatinya sakit. Hinata mengangkat kedua tangannya dan menautkan didepan dadanya, matanya mulai berkaca-kaca hingga air matanya mulai mengalir dipipnya.
                Hinata melangkah mundur lalu berbalik ingin berlari meninggalkan tempat  ini segera, kemana saja asalkan menjauh dari tempat ini. Belum beberapa meter Hinata berlari dari tempat itu, tiba-tiba dia menabrak tubuh seseorang. Posisi kepala Hinata seperti bersandar di dada orang itu. Hinata mendongkak melihat siapa orang itu, terkejut melihat siapa yang dia tabrak Hinata melangkah mundur.
                “Sa-sasuke-kun” kata Hinata, masih menautkan kedua tangannya didepan dadanya. “Se-sedang apa disini?,” Tanya Hinata dengan air mata yang masih mengalir dipipinya. Sasuke hanya menatap Hinata lalu matanya menatap lurus kedepan, tak menjawab pertanyaan Hinata. Hinata mengikuti pandangan mata Sasuke, hatinya terasa terkoyak-koyak melihat Naruto dan Sakura masih berciuman, air mata kembali mengalir dari matanya.
                Hinata berbalik dan melihat mata onyx Sasuke yang memandang lurus ketempat Naruto dan Sakura berada.mata bening Hinata bisa menangkap sesuatu dimata Sasuke. Disana Hinata bisa menangkap sesuata dari mata Sasuke, bukan cemburu. Tapi, sorotan mata yang menunjukkan amarah, kekesalan, benci, dan lainnya.
                Lalu perhatian Sasuke beralih ke Hinata yang masih menatap matanya dalam , sesaat mata mereka bertemu sampai Hinata menundukkan kepalanya menghindari kontak mata dengan Sasuke. “Ayo pergi!” kata Sasuke, lebih tepatnya perintah Sasuke. Sejenak Hinata kaget dengan kata-kata Sasuke, lalu dengan ragu bertanya “Ke-kemana?” Tanya Hinata.
                “Ikut saja!” kata Sasuke, lalu tanpa menunggu jawaban dari Hinata dia menarik tangan Hinata pergi dari tempat itu. “Sa-sasuke-kun kita mau kemana” Tanya Hinata sambil menunduk, terlihat dari matanya tersirat kesedihan yang amat dalam. “Diam dan ikut saja!” kata Sasuke datar, setelah itu hanya ada kesunyian diantara mereka.
*****
                “Kita sampai” kata Sasuke, menyadarkan Hinata dari lamunannya. Hinata mengangkat kepalanyadan menatap pemandangan didepannya. Hinata tertegung melihat pemandangan didepan matanya, dia melihat hamparan bunga-bunga lavender disekelilingnya. Mungkin tempat itu bisa disebut padang bunga Lavender.
                “Sa-sasuke-kun ini?” Hinata menatap Sasuke penuh tanda Tanya. “Hn, ada apa?” Tanya Sasuke pura-pura tak tau maksud Hinata. “Da-dari mana Sa-sasuke-kun tau tempat ini?” Tanya Hinata heran karena setaunyadi Konoha tidak ada padang bunga lavender. “Oh, aku tak sengaja menemukannya dan yang tau tempat ini hanya kita!” kata Sasuke padat dan jelas. “Jangan beritahu siapaun!” lanjut Sasuke.
                Hinata menundukkan kepalanya, mengingat kembali kejadian yang baru saja disaksikannya. Hinata mulai terisak diikuti hujan yang turun sedikit demi sedikit. Sasuke menoleh pada Hinata yang sedang sesegukan kecil, “Kau ingat kejadian tadi ya?” Tanya Sasuke menatap Hinata yang menangis. Hinata tak menjawab dan terus menangis sambil tetap menunduk.
                Tangisnya makin pecah disertai hujan yang turun makin deras membasahi bumi. “Hinata sekarang hujan ayo pergi!” kata Sasuke menarik tangan Hinata, tapi Hinata tak bergeming dan masih terus terisak. “Bi-biarkan saja, hiks a-aku ingin hiks di-disini” kata hinata sambil sesegukan. Tubuh mereka mulai basah oleh air hujan, Sasuke hanya tertegung mendengar jawaban Hinata.
                Tangis Hinata makin pecah, saat Sasuke merengkuh tubuhnya dan mendekapnya. “Sa-sasuke-kun” kata Hinata dengan suara serak. “Menangislah Hinata kalau kau ingin menangis!” kata Sasuke membelai lembut rambut indigo panjang Hinata yang basah diguyur hujan. Malam itu ditengah padang lavender dan dibawah hujan deras Hinata menangis dipelukan Sasuke.
*****
                Matahari mulai bersinar cerah di atas langit dan orang-orang mulai melakukan aktivitas mereka sehari-hari. Disebuah kamar, matahari menulusuk masuk dari celah-celah tirai kamar yang bernuansa biru tua dan hitam, mengusik Hinata yang tengah tidur diatas kasur king size itu. Perlahan mata putih violetnya itu mulai terbuka, dia berusaha mengumpulkan kesadarannya
                Hinata melihat keseliling kamar, lalu dia melihat ada seseorang tidur disampingnya membuat pipinya agak bersemu merah. “Sa-sasuke-kun” kata Hinata pelan agar tak mengganggu tidur Sasuke, lalu dia mengubah posisi tidurnya sehingga dia dapat melihat dengan jelas wajah Sasuke yang damai saat tidur.
                Lama Hinata memandang wajah Sasuke, tiba-tiba dia tersenyum mengingat kejadian semalam saat Sasuke memeluknya dan menghiburnya. Tiba-tiba Sasuke membuka matanya, sehingga kini mata mereka bertemu. Hinata menatap mata onyx Sasuke dan Sasuke menatap mata lavender milik Hinata, lalu semburat merah muncul dipipi Hinata membuatnya tampak semakin manis.
                   Hinata lalu bangun dan duduk di kasur itu diikuti oleh Sasuke. “Se-selamat pagi Sa-sasuke-kun” sapa Hinata pada Sasuke, semburat merah dipipinya makin terlihat jelas membuatnya semakin manis. “Hn” gumam Sasuke sambil menatap Hinata. Hinata hanya menunduk malu karena ditatap oleh Sasuke. Beberapa saat hanya keheningan yang tercipta
                “Sasuke-sama, sarapan anda sudah siap!” kata seseorang dibalik pintu, sepertinya itu adalah pelayan dirumah Sasuke. “Hinata, kau mau makan sekarang?” Tanya Sasuke, dengan ekspresi datar. Hinata yang masih tetap menunduk hanya mengangguk pelan.
                Sasuke lalu turun dari ranjangnya dan menarik tangan Hinata sehingga Hinata juga ikut turun dari ranjang, dan nampak dia hanya memakai baju yang kebesaran ditubuhnya dan panjangnya sampai paha juga celana pendek yang dipinjamkan Sasuke, karena semua yang ia kenakan basah oleh hujan. Semalam Hinata memilih tidak pulang keflatnya karena letaknya yang agak jauh, sehingga Sasuke membawa Hinata kerumahnya yang jaraknya lebih dekat.
*****
                Seusai makan, mereka berdua duduk bersantai di ruang keluaraga kediaman Uchiha yang megah. Saat melihat foto Sasuke bersama Naruto dan Sakura, kesedihannya yang tadi mulai menghilang kembali menghantam hatinya. Dia menatap foto itu dengan mata berkaca-kaca dan mulai menangis lagi,Sasuke yang menyadari itu segera menyingkirkan foto itu dari hadapan Hinata.
                “Sudahlah Hinata jangan menangis terus!” kata Sasuke dengan suara dan ekspresinya yang tetap dingin. Hinata masih terus terisak “Ta-tapi, di-disini ra-rasanya sakit Sa-sasuke” kata Hinata lirih ditengah isakannya sambil menyentuh dadanya. “Kau pikir aku tidak?” kata Sasuke sambil memandang lurus kedepan, refleks Hinata langsung menatap Sasuke. “Ma-maksud Sa-sauke-kun a-apa?” Tanya Hinata polos, tak mengerti maksud  Sasuke.
                Sasuke lalu berdiri dari duduknya sambil memasukkan kedua tangannya disaku celananya, “Sudahlah lupakan saja!” kata Sasuke lalu melangkah meninggalkan Hinata yang masih terisak. “Tu-tunggu Sa-sasuke-kun” Hinata berdiri dan menyusul Sasuke, sambil menyeka air mata dipipnya.
                Saat posisinya sejajar dengan Sasuke, Hinata bertanya “Sa-sasuke ma-mau ti-tidak ka-kau me-mengajakku ketempat ke-kemarin malam?” Tanya Hinata menatap Sasuke yang terus menatap kedepan. Seketika itu langkah Sasuke terhenti dan menatap Hinata yang juga berhenti melangkah lalu menaikkan alisnya.
                “Ba-bagaimana Sa-sasuke-kun?” Tanya Hinata ragu sambil menundukkan kepalanya. “Hn” ucap Sasuke singkat sambil mengangguk lalu melangkah pergi. Raut muka Hinata yang tadinya sedih langsung berubah senang, lalu menyusul Sasuke didepannya. “Te-terimah ka-kasih Sa-sasuke-kun” ucap Hinata setengah berteriak karena Sasuke ada didepannya.
*****
                Siang harinya Sasuke dan Hinata pergi berdua kepadang bunga lavender yang hanya diketahui oleh mereka berdua, karena letaknya berada di seberang sungai yang ada didekat hutan konoha. Hinata ingin melupakan kesedihannya ditempat itu, kesedihan yang tercipta karena Naruto telah dimiliki oleh Sakura. Bodohnya lagi, hal itu terjadi 3 bulan yang lalu, tapi dia baru tau seminggu yang lalu.
                Hinata dan Sasuke menghabiskan waktu mereka ditaman itu, Hinata asyik bermain dengan kupu-kupu yang beterbangan disekitarnya sambil tertawa ceria seolah melupakan semua kesedihannya, sementara Sasuke berbaring diatas rerumputan sambil menatap langit, sesekali dia menatap Hinata yang mengejar kupu-kupu seperti anak kecil.
                Hinata mendekati Sasuke, karena sudah mulai lelah bermain-main ditempat itu. Dia duduk disamping Sasuke yang tiduran sambil memejamkan mata “Sa-sasuke-kun?” panggil Hinata sambil mengatur nafasnya dan memperhatikan wajah Sasuke. Sasuke membuka matanya dan mata mereka kembali bertemu pandang. Mata onyx Sasuke menatap mata lavender Hinata
                Seketika itu wajah Hinata memerah dan  hatinya bergetar disertai jantungnya yang berdesir. Hinata masih menatap mata onyx Sasuke membuat hatinya terus bergetar. “Ada apa Hinata?” Tanya Sasuke datar dan pelan, menyadarkan Hinata dari lamunannya. “A-aku la-lapar!” kata Hinata sambil menunduk semburat merah muncul dipipnya, membuatnya makin manis dimata Sasuke.
                Sasuke lalu bangkit dan berdiri, dia menoleh kearah Hinata dan mengulurkan tangannya “Ayo!” ajak Sasuke. Hinata mendongkak “ke-kemana?” Tanya Hinata polos. “Kita cari makan!” kata Sasuke saat Hinata dengan ragu-ragu meraih tangannya, tanpa ragu Sasuke meraih tangan Hinata dan menariknya pergi dari tempat itu.
*****
                Sasuke dan Hinata kini berada didalam kedai ramen dan Hinata makan dengan lahap seperti anak kecil, tapi aktivitasnya berhenti ketika melihat Naruto dan Sakura memasuki kedai itu dengan wajah cerah ceria layaknya sepasang kekasih pada umumnya. Sasuke yang heran melihat Hinata yang tadi makan dengan lahap tiba-tiba berhenti dan raut wajahnya berubah murung. Dia mengikuti arah pandangan Hinata, dan langsung tau apa yang terjadi dengan gadis dihadapannya itu.
                “Jangan menangis atau kupeluk kau!” kata Sasuke sambil memakan Ramennya. “A-apa?” Tanya Hinata bingung, “Kalau kau menangis akan kupeluk dan ku cium kau!” ancam Sasuke datar tampa memandang Hinata, seketika wajah putih Hinata kembali merah karena blushing. “Sa-sasuke-kun” kata Hinata sambil menunduk malu.
                “Hei, Teme, Hinata-chan” sapa Narutoceria, saat mereka ada didekat mereka. “Hei Sasuke-kun, Hinata-can” sapa Sakura sambil mengeluarkan senyum manisnya. “Hn” gumam Sasuke sambil menatap Hinata yang terlihat sedih “H-hei Naruto-kun, Sakura-chan” sapa Hinata menatap mereka dengan pandangan sendu. Hinata mengalihkan pandangannya pada Sasuke yang menatapnya, menyebabkan Hinata blushing lalu menunduk malu.
                Selama makan siang Hinata mencoba menahan tangisnya, tetapi tangisnya pecah juga karena tak tahan melihat kemesraan yang ditunjukkan oleh Naruto dan Sakura. Hinata mulai terisak tak peduli lagi dengan ancaman Sasuke, dirinya tak mampu membendung air matanya agar tak keluar
                “Loh, Hinata kau kenapa?” Tanya Sakura yang duduk disamping Hinata. “Iya, kau kenapa Hinata-chan?” timpal Naruto yang juga bingung seperti Sakura. Tapi, Hinata tak menjawab pertanyaan mereka dan terus terisak. Sasuke yang dari tadi memandangnya sambil terdiam akhirnya berkata “Dia hanya teringat dengan kumbang yang dia injak tadi!” jawab Sasuke asal sedangkan Naruto dan Sakura ber-oh ria.
                Sasuke lalu bangkit dari duduknya dan menarik tangan Hinata, “Kami pergi dulu!” ucap Sasuke dan tanpa menunggu jawaban dari Naruto dan Sakura dia membawa Hinata pergi. Sasuke menarik Hinata yang terisak-isak, sepanjang jalan semua orang memperhatikannya sehingga Sasuke memilih segera membawa Hinata menuju kerumah miliknya yang tak jauh dari sana.
                Sesampainya Sasuke dirumah kediamannya, dia segera membawa Hinata menuju kamarnya. “Kenapa kau menangis” Tanya Sasuke dingin sambil menatap Hinata yang masih tetap terisak. Tak ada jawaban dari Hinata, Sasuke segera menghampiri Hinata lalu menarik Hinata kedalam pelukannya. “Sa-sasuke-kun?” panggil Hinata bingung karena Sasuke memeluknya.
                “Sudah kukatakan jika kau menangis kau akan kupeluk dan kucium” ucap Sasuke datar masih tetap memeluk Hinata. Seketika itu tangis Hinata berhenti dan muncul Semburat merah dipipnya. Merasa kalau Hinata berhenti menangis, Sasuke melonggarkan pelukannya pada Hinata. Matanya menatap Hinata yang menunduk lalu perlahan dia mengangkat dagu Hinata menggunakan tangan kirinya, sementara tangan kanannya berada di pinggang Hinata yang ramping.
                Mata mereka kembali bertemu pandang, tapi kali ini Hinata bisa melihat sedikit kelembutan dimata onyx milik Sasuke. Perlahan Sasuke mendekatkan wajahnya kearah wajah Hinata, membuat muka Hinata semakin memerah. Saat wajah Sasuke hanya berjarak satu senti dari wajahnya, Hinta memejamkan matanya pasrah. Tak sampai satu detik Sasuke sudah berhasil merebut ciuman pertama Hinata.
                Ciuman yang lembut itu bertahan beberapa saat hingga akhirnya Hinata pingsan dipelukan Sasuke, karenaciuman Sasuke makin liar. “Hinata?” panggil Sasuke sambil menggoncangkan tubuh mungil Hinata yang ada dipelukannya. Sesaat Sasuke tersenyum tipis, lalu mengangkat tubuh Hinata keatas ranjang. Sasuke lalu berbaring disisi ranjang yang satunya dan menatap Hinata lama, hingga akhirnya dia trtidur
*****
                “Hinata bangun!” kata Sasuke sambil menepuk-nepuk pipi Hinata pelan. Hinata menggeliat, lalu membuka matanya. “Pagi Hinata!” sapa sambil tersenyum pada Hinat yang wajahnya sudah memerah mengingat kejadian kemarin malam. Lagi-lagi dia menginap dirmah, lebih tepatnya dikamar Sasuke beserta Sasuke yang juga tertidur disampingnya
                Hinata menelusupkan dirinya kedalam selimut hingga seluruh tubuhnya tenggelam kedalam selimut. Hinata tetap bertahan pada posisinya, karena terlalu malu menatap wajah Sasuke “Keluar dari selimut atau aku akan melakukan sesuatu yang tak kau inginkan!” ancam Sasuke, namun wajahnya masih tetap datar. Tetapi Hinata tetap diam didalam selimut, tak bergeming sama sekali.
                Geram karena Hinata tetap tak keluar dari selimut, Sasuke menarik selimut itu dari tubuh Hinata dan melemparnya kesembarang tempat. Sasuke menatap Hinata yang masih menutup mata dengan tangannya, meski dia telah menyingkirkan selimutnya. “Baik kau yang minta!” ucap Sasuke sambil menyeringai iblis.
                “Sa-sa-sa-su-su-ke-kun” kata Hinata tergagap saat dia membuka matanya dan mendapati Sasuke tengah menindih tubuhnya. “Hn?” gumam Sasuke menatap mata Hinata sambil mengerutkan keningnya. “A-apa ya-yang Sa-sasuke-kun la-laku-kukan?” Tanya Hinata dengan muka merah seperti buah chery, karena kini jarak antara dirinya dan Sasuke hanyalah tangannya yang ada diatara dada mereka berdua.
                Tanpa ragu dan tanpa persetujuan terlebih dahulu Sasuke mengecup bibir Hinata lembut. “Aku hanya ingin membangunkannmu!” kata Sasuke setelah memberi kecupan singkat dibibir Hinata. “Dan jika kau pingsan aku akan melakukan lebih dari ini!” bisik Sasuke ditelinga Hinata saat melihat wajah Hinat sudah semerah kepiting rebus.
                Mendengar itu, hinata membuka matanya yang tadi ia pejamkan saat Sasuke menciumnya singkat. Dan Hinata menyesal melakukannya, karena sekarang ia dapat melihat mata onyx Sasuke yang sangat dekat dengan mata lavendernya. Hinata dapat merasakan deru nafas hangat Sasuke diwajahnya, begitupula dengan Sasuke. Hati hinata bergetar pelan, tapi lama-lama getaran di hatinya makin menjadi disertai jantungnya yang juga berdetak lebih kencang.
                Lama mata mereka saling beradu pandang, hingga mereka berdua larut dalam suasana yang tercipta. “Hinata” panggil Sasuke memecah keheningan yang ada. “I-i-iya” jawab Hinata dangan perasaan yang tak karuan. “Mulai sekarang kau adalah milikku!” kata Sasuke tegas namun dengan tatapan dan suara yang lembut, membuat Hinata larut kedalamnya.
                “He? Ta-tapi…” ucap Hinata yang larut kedalam tatapan mata onyx Sasuke. “Aku tau kau masih mencintai Naruto! Tapi aku akan membuatmu mencintaiku, dengan caraku!” kata Sasuke penuh keseriusan didalam matanya. “Tapi kenapa?” Tanya Hinata penuh dengan hati yang bergetar hebat serta jantung yang berdetak kencang.
                Hinata memandang mata Hinata dalam dan dengan serius berkata “Karena aku mencintaimu!” membuat Hinata terkejut. “Kau tahu, waktu kau menangis melihat Naruto dan Sakura berciuman hatiku sakit melihanya! Aku tak tahan melihatmu menangis, apalagi karena mereka!” lanjut Sasuke. “Jawab, iya atau tidak?” Tanya Sasuke lembut, membuat Hinata makin larut dalam perasaannya saat ini.
                “I-i-iya!” jawab Hinata sambil tersenyum manis, yang seketika membuat Sasuke tersenyum. Senyum yang belum pernah Sasuke tunjukkan kepada siapapun, hanya pada Hinata ia menunjukkan senyum termanisnya. “Aishiteru Hinata!” ucap Sasuke dengan wajah berseri dan senyum yamg manis. Hinata langsung tersipu dan diwajahnya muncul semburat merah, membuat Sasuke gemas.
                Sasuuke kembali mencium bibir Hinata dengan lembut, tapi kali ini berbeda dari sebelumnya karena Hinata memabalas ciuman Sasuke. Masih tetap bertahab dalam posisi sebelumnya, Hinata kemudian mengangkat tangannya dan menautkan kedua tangannya dileher jenjang Sasuke, sedangkan tangan Sasuke berada dilengan tangan Hinata.
                Awalnya ciuman mereka biasa-biasa saja, tapi lama-kelamaan ciuman itu makin panas. Sasuke menggigit bibir bawah Hinata sehingga Hinata membuka sedikit bibirnya, memudahkan lidah Sasuke masuk kedalam mulut Hinata. “Ummm…” hanya suara desahan seperti itulah yang terdengar, saat bibir mereka bertautan dan lidah mereka saling beradu.
                Lama mereka melakukannya, sampai suara ketukan pintu terdengar dari luar. Sasuke menghentikan ciumannya dengan Hinata, membuat muka Hinata memerah. “Siapa?” Tanya Sasuke, masih bertahan dengan posisinya diatas tubuh Hinata. “Ini aku otouto!” kata orang dibalik pintu.
                “Cih” gerutu Sasuke lalu bangkit dari tubuh Hinata dan merapikan rambutnya yang berantakan. Hinata juga melakukan hal yang sama, dia bangkit dan duduk diatas kasur itu lalu merapikan rambutnya. Sasuke berjalan menuju pintu lalu membukanya, disana berdiri seorang lelaki yang hampir mirip dengan Sasuke.
                “Ada apa aniki?” Tanya Sasuke dingin dan datar pada anikinya. “Kau tak ingin berangkat kesekolah Otouto?” Tanya Itachi sambil tersenyum pada Sasuke, Itachi mengintip kedalam kamar Sasuke dan mendapati Hinata tengah duduk diatas kasur dengan semburat merah dipipnya.
                “Apa hanya itu?” Tanya Sasuke kesal melihat Itachi senyum-senyum tak jelas sambil mengintip kedalam kamar. “Iya, maaf mengganggu. Silahkan lanjutkan!” Itachi menjawab sambil tersenyum jahil pada Sasuke, mendengar itu wajah Hinata langsung merah padam dan menundukkan wajahnya makin dalam. Tanpa ba-bi-bu Sasuke langsung menutup pintu kamarnya dan langsung menguncinya.
                Tampa memandang Hinata –entah malu atau apa-, Sasuke langsung berjalan kearah lemari yang ada disamping ranjangnya. Terlihat semburat merah tipis disekitar pipinya, mungkin karena ciuman ‘panasnya’ dengan Hinata barusan. Setelah menemukan yang ia cari, Sasuke melepas pakaiannya sehingga sekarang dia bertelanjang dada.
                Sementara Hinata yang merasa keadaan mulai sepi, mengangkat wajahnya dan mendapati Sasuke yang kini tengah bertelanjang dada didepannya. Dan seperti yang bisa ditebak, lagi-lagi wajahnya kembali memerah melihat pemandangan didepan matanya. Jujur Hinata belum pernah melihat seorang laki-laki bertelanjang dada dengan matanya.
                “Sa-sa-sasuke-kun mau apa?” Tanya Hinata agak sedikit takut, karena mengira akan Sasuke melakukan hal yang aneh-aneh padanya. Sasuke menoleh pada Hinata yang sedang menutup matanya dengan kedua tangannya, membuat Sasuke menyeringai jahil. Sasuke berjalan mendekati Hinata, lalu menyingkirkan kedua tangan Hinata yang menutupi wajah cantik Hinata.
                Sasuke dapat melihat muncul semburat merah dipipi Hinata, membuatnya ingin menggoda Hinata. Perlahan Sasuke mendekatkan wajahnya kearah Hinata, membuat Hinata kembali menutup matanya. Hinata merasakan deru nafas Sasuke diwajahnya, membuat jantung dan hati Hinata bergetar.
                “Aku ingin mandi Hinata. apa kau ingin mandi bersamaku?” Tanya Sasue menggoda Hinata, yang langsung membuat Hinata menggeleng cepat. Mukanya sudah merah, bisa-bisa Hinata pingsan atau mungkin diopname berhari-hari dirumah sakit kalau terus-terusan digoda Sasuke seperti ini.
*****
                Saat tiba di sekolah, semua mata memperhatikan Hinata dan Sasuke. Bagaimana tidak, sang pangeran pujaan hampir semua siswi KHS berjalan sambil menggandeng tangan sang putri pujaan hampir seluruh siswa KHS yang sedang menunduk malu. Siapapun yang melihatnya pasti tau kalau mereka adalah sepassang kekasih.
                Sasuke terus melangkah menuju kekelasnya sambil menatap lurus kedepan, tetapi tangannya terus menggandeng Hinata seakan takut kalau Hinata pergi darinya. Saat mereka sampai didepan kelas yang terdapat tulisan 3B diatas pintunya, Sasuke menggandeng Hinata yang tetap menunduk malu memasuki kelas itu.
                “Oi Teme!” panggil seorang pria berambut blonde pada Sasuke, siapa lagi kalau bukan Naruto. Perhatian seluruh kelas langsung teralihkan pada Uchiha muda itu yang sedang menggandeng Hinata. naruto berjalan mendekat kearah Sasuke. Menyadari itu, Hinata langsung bersembunyi dibalik punggung Sasuke dan menaruh satu tangannya dipunggung Sasuke.
                “Hei Hinata!” sapa Naruto ramah sambil menunjukkan senyum secerah matahari miliknya. Mendengar sapaan Naruto, Hinata makin mengeratkan pegangan tangannya pada tangan Sasuke “Ha-hai Naruto-kun!” jawab Hinata gugup. “Kenapa kalian datang bersama? Kenapa kalian berpegangan tangan? Ada hubungan apa diantara kalian?” Tanya Naruto bertubi-tubi pada Sasuke dan Hinata.
                “Memangnya ada apa Dobe?” Tanya Sasuke sambil mengernyitkan keningnya tapi wajahnya tetap datar, mata onyxnya menatap mata sapphire Naruto. “Aku hanya heran, tak biasa-biasanya kalian berangkat bersama apalagi bergandengan tangan seperti ini!” kata Naruto sambil menunjuk-nunjuk tangan Sasuke yang masih memegang erat tangan Hinata seolah tak ingin melepaskannya. “Kalian ada hubungan apa?” Tanya Naruto lagi.
                Sasuke terdiam sejenak memandang Naruto, lalu matanya menatap seisi kelas yang memperhatikan mereka dengan pandangan penuh Tanya. “Hinata…” kata Sasuke lalu dia menarik Hinata kedalam pelukannya, membuat seluruh ruangan tersentak kaget, terutama Naruto. “Adalah milikku” lanjut Sasuke tanpa ragu dan matanya menunjukkan keseriusan membuat seisi kelas tersentak kaget.
                “A-apa maksudmu Sasuke-kun?” Tanya Sakura yang bangkit dari duduknya dan menghampiri mereka bertiga. Sasuke memandang Sakura dengan tatapan tanpa ekspresinya  lalu dia menatap Naruto, pemuda yang kini hanya bisa diam bengong. Kemudia dia merenggangkan pelukannya pada Hinata dan menatap mata lavender Hinata dengan tatapan sangat lembut, yang hanya ia tujukan pada gadis Hyuuga itu.
                “Hinata adalah milikku…” kata Sasuke menatap Naruto dengan wajah serius, lalu dia kembali menatap mata Hinata lembut. “Sa-sasuke-kun?” ucap Hinata dengan suara lembutnya, kini terdapat semburat merah diwajahnya membuat Hinata makin manis dimata Sasuke. Hinata kemudian menunduk malu, tak mampu menatap mata Sasuke.
                Sasuke mengangkat dagu Hinata lembut lalu berkata “Dan aku adalah milik Hinata!” kata Sasuke yang meembuat seisi kelas semakin gaduh saja. Mendengar kata-kata Sasuke, getaran dihati Hinata makin menjadi dan debaran jantungnya makin kencang. Wajah Hinata bertambah merah dan seketika itu juga Hinata pingsan dipelukan Sasuke.
*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar